Sabtu, 23 Desember 2017

Manajemen Resiko

1.        Pengertian Manajemen Resiko
Manajemen risiko adalah cara mengatur, mengolah, serta mengorganisir setiap risiko-risiko yang akan terjadi atau dialami oleh setiap perusahaan atau badan usaha.

2.        Fungsi Manajemen Resiko
Adapun tujuan manajemen risiko dalam suatu perusahaan atau badan usaha yaitu sebagai berikut :
a.       Melindungi perusahaan dari tingkat risiko signifikan yang dapat menghambat pencapaian tujuan perusahaan.
b.      Memberikan kerangka kerja manajemen risiko yang konsisten atas risiko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi dalam perusahaan tersebut.
c.       Mendorong menajemen untuk bertindak proaktif mengurangi risiko kerugian, menjadikan pengelolaan risiko sebagai sumber keunggulan bersaing, dan keunggulan kinerja perusahaan.
d.      Mendorong setiap insan perusahaan untuk bertindak hati-hati dalam menghadapi risiko perusahaan, sebagai upaya untuk memaksimalkan nilai perusahaan demi mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
e.       Membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman mengenai risiko dan pentingnya pengelolaan risiko.
f.       Meningkatkan kinerja perusahaan melalui penyediaan informasi tingkat risiko yang dituangkan dalam peta risiko/risk map yang berguna bagi manajemen dalam pengembangan strategi dan perbaikan proses manajemen risiko secara berkesinambungan dan terus-menerus.



3.        Metode Identifikasi Resiko
Identifikasi resiko merupakan tahap awal dari manajemen resiko. Tahap ini berkenaan dengan penemuan resiko yang mungkin terjadi pada suatu proyek. Berikut adalah metode identifikasi resiko,
a.       Analisis Data Historis
Menggunakan berbagai informasi dan data yang tersedia dalam perusahaan mengenai segala sesuatu yang pernah terjadi
b.      Pengamatan dan Survei
Melakukan investigasi atau pencarian data langsung di tempat kejadian
c.       Pengacuan
Mencari informasi tentang resiko di tempat atau perusahaan lain.
d.      Pendapat Para Ahli
Mencari informasi dari ahli di bidang resiko tertentu

4.        Kategori Keputusan
a.       Keputusan  dalam keadaan kepastian (certainty)
Apabila semua informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan lengkap, maka keputusan dikatakan dalam keadaan yang pasti (terdapat kepastian). Dengan kata lain dalam keadaan ada kepastian, kita dapat meramalkan secara tepat hasil dari tindakan (action).  Pemecahan mengenai pemngambilan keputusan dalam keadaan / situasi adanya kepastian bersifat deterministik.
Berbagai teknik Operation Research (OR) yang tergolong ada kepastian antara lain :
·         linear programming (LP)
·         Persoalan Transportasi
·         Persoalan Penugasan
·         Net Working Planning Pemecahan mengenai pemngambilan keputusan dalam keadaan / situasi adanya kepastian bersifat deterministik.
b.      Keputusan dalam keadaan resiko (risk)
Keputusan dalam keadaan resiko adalaah suatu keadaan dimana harus mengambil keputusan walaupun keputusan tersebut beresiko.
c.       Keputusan dalam keadaan ketidakpastian (uncertainty)
Keputusan dalam keadaan uncertainty adalah suatu keadaan dimana tidak dapat menentukan keputusan karena belum pernah terjadi sebelumnya (pertama kali). Dalam keadaan ini perlu mengumpulkan informasi sebanyak-banyak nya mengenai suatu pemasalahan. Dengan informasi tersebut maka dapat dibuat beberapa alternatif-alternatif keputusan sehingga dapat diketahui nilai probabilitasnya. Pohon keputusan (decision tree) bisa dipergunakan untuk memecahkan persoalan dalam ketidakpastian.
d.      Keputusan dalam keadaan konflik (conflict)
Situasi konflik dapat terjadi bila kepentingan dua pengambil keputusan atau lebih saling bertentangan (terdapat konflik) dalam situasi yang kompetitif. Dalam pengambilan keputusaan pada saat tersebut dibutuhkan pemikiran yang jernih serta  dan  tidak mementingkan ego masing-masing agar keputusan yang akan diambil dapat diterima oleh masing-masing pihak secara adil.





Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar